Cara Mudah Melakukan Analisis Tendensi (Kecendrungan) Untuk Karya Ilmiah

Analisis tendensi atau kecendrungan adalah ulasan mendalam mengenai suatu fenomena yang disajikan secara kualitatif ataupun kuantitatif yang berlandasrkan ikhtisar data secara sederhana dan pola data tertentu. Sebelum memahami teknik analisis tendensi yang paling umum digunakan dalam akademis maka perlu dipahami terlebih dahulu mengenai karya ilmiah itu sendiri. Karya ilmiah pengertian yang paling sederhana merupakan karya tulis yang memiliki bobot atau intisari akademis, dimana didalamnya memuat organisasi tulisan, substansi masalah, akurasi data, dan penyajian. Karya ilmiah juga sering disebut sebagai karya tulis akademik (Barnawi dan M Arifin, 2015:18).
Karakteristik Analisis Tendensi
Berdasarkan pemahaman di atas maka analisis tendensi dapat digolongkan dalam salah satu teknik yang digunakan dalam prosesi penulisan karya ilmiah tersebut. Dalam analisis yang memuat data maka diperlukan ketajaman dan akurasi sehingga tujuan awal dari substansi yang ingin dibahas dapat tercapai. Sebelum melangkah pada tahapan teknis maka perlu dipahami penggunaan analisis tendensi tersebut sebagai berikut:
  1. Analisis tendensi menggambarkan suatu pola data yang didistribusikan secara sederhana tanpa ada lanjutan analisis yang bersifat multi variable. Oleh sebab itu penggunaan analisis tendensi terbatas pada tema atau rumusan masalah tertentu dan tidak dapat dijadikan acuan yang konkret untuk menggambarkan suatu fenomena.
  2. Karena sifatnya sangat sederhana maka dibutuhkan kemampuan penalaran penulis dalam menyajikan data tersebut. Penulis karya ilmiah yang menampilkan data hasil analisis tendensi memerlukan kemampuan lebih dalam melakukan ulasan. Karena data bersifat umum kemudian penulis tidak dapat menemukan teori relevan yang sangat identik.
  3. Penyajian ulasan dapat dilakukan secara indukatif maupun deduktif. Setiap hasil dari analisis yang telah dilakukan dapat diutarakan dengan menggunakan kalimat umum terlebih dahulu maupun kalimat khusus terlebih dahulu. Masing-masing cara disesuaikan dengan kompleksitas analisis dan materi yang relevan. Semakin banyak materi penjelas maka bahan kajian yang bersifat umum akan semakin berkorelasi sehingga penulis akan lebih banyak mengutarakan hal umum dibandingkan dengan hal khusus tersebut. Begitu juga berlaku sebaliknya. 
  4. Walaupun merupakan ulasan sederhana dari pola data yang dirangkum menjadi analisis tendensi namun dapat dijadikan topic utama dalam sebuah karya ilmiah. Banyak beberapa tulisan yang menggunakan analisis tendensi sebagai kajian pokok dari keseluruhan materi yang digunakan. Walaupun demikian karena ketajaman dalam melakukan ulasan maka analisis tendensi akan terlihat lebih objektif dan focus.

Persyaratan Analisis
Karena analisis yang terlampau sederhana maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam penggunaannya. Prasyarat tersebut meliputi aspek data, aspek tujuan, materi dan topik utama pembahasan. Masih-masing prasyarat berlaku pada semua jenis karya ilmiah yang dikerjakan. 

  1. Kesederhanaan Jenis Data Yang Digunakan.
    Persyaratan pertama yaitu data yang digunakan tidak bersifat kompleks atau sederhana. Hal ini disebabkan karena keterbatasan analysis yang hanya mampu mendeskripsikan karakteristik dari ulasan yang digunakan. Oleh sebab itu analsisi tendensi sangat cocok untuk karya ilmiah dengan data yang minim.
  2. Menekan Output Yang Bersifat Opini.
    Ulasan dari analsisi yang digunakan dapat seminimal mungkin mempergunakan kalimat yang bersifat opini. Hal ini untuk mengurangi ketidak akuratan ulasan itu sendiri sehingga karya ilmiah bersifat valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Semakin banyak opini yang digunakan maka akan semakin luas topic yang dibahas sedangkan data bersifat statis dan tidak relevan dengan pembahasan.
  3. Membahas Satu Tema Saja.
    Setiap alur analisis kecendrungan yang digunakan memiliki tema tunggal, artinya hanya dapat membahas satu tema walaupun tujuan permasalahan yang akan dibahas cukup banyak. Apabila topik pembahasan tersebut lebih dari satu karena prasayarat judul dan perumusan masalah maka dapat dilakukan secara terpisah dan tidak di korelasikan.
  4. Tidak Ada Perlakuan pada Data Asli.
    Data yang diperoleh tidak mengalami perlakuan terlebih dahulu seperti yang dilakukan pada proses konversi data. Atau merubah integrasi data karena akan merubah perspektif level pada data itu sendiri sehingga sangat sulit untuk di definisikan. Yang paling sederhana adalah melakukan rekapitulasi, grouping atau merumuskan data menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
  5. Adanya Batasan Akurasi Yang Diharapkan.
    Pada konteks tertentu, analisis kecendrungan tidak dapat digunakan karena adanya batasan akurasi dan tidak dapat mendeskripsikan suatu fenomena. Dalam beberapa kasus hasil analisis ini tidak dapat digunakan sama sekali karena tidak menyentuh inti topic yang didbahas. Walaupun demikian teknik ini tetap dapat digunakan pada ranah riset yang sederhana.
     
Panduan Mudah Melakukan Analisis Tendensi.
Baiklah, pada tahapan ini kita akan memulai bagaimana melakukan analisis tendensi serta definisi-definisi yang dapat diutarakan oleh seorang penulis tanpa meninggalkan kaidah riset yang semestinya. Kita asumsikan bahwa kita memiliki sebuah data hasil riset, pada kesempatan kali ini akan saya berikan contoh sederhana dari sebuah data laporan keuangan Bank. Lebih jelas lihat pada tabel berikut ini:Tabel tersebut berisikan data laporan keuangan berupa rasio nilai perusahaan sebanyak 14 perusahaan dari periode tahun 2013 sampai dengan 2016. Tujuan dari data tersebut adalah kita akan memberikan gambaran pada pembaca karya ilmiah untuk mengetahui fenomena apa yang terkandung di dalam data tadi. Dalam analisis tendensi hal terpenting dalam melakukan ulasan adalah berupa gambaran singkat secara logis yang memberikan ringkasan dari data itu sendiri. Berikut langkah-langkahnya:

Mencari nilai rata-rata sebagai kecendrungan utama secara umum.
Nilai rata-rata dari data yang ditampilkan menunjukan bagaimana gambar secara global dari karakteristik perubahan data terjadi. Kelemahan pencarian nilai rata-rata adalah karena hasil dari nilai tersebut tidak dapat mendeteksi data yang bersifat ekstrim sehingga sangat tidak mungkin memperoleh gambaran fenomena. Walaupun demikian dengan metode nilai rata-rata maka kita akan memahami bagaimana karakteristik singkat dari data tersebut.
Untuk mengimplementasikan konsep dari nilai rata-rata maka penulis karya ilmiah dapat menyatakan sebagai berikut:

Contoh 1: “Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui rata-rata rasio nilai perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar 3,5”.
Contoh 2 : “Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui rata-rata rasio nilai perusahaan Tiga Pilar Sejah Tera Food selama periode 2013 sampai dengan 2016 adalah sebesar 2,1”.

Kedua contoh tersebut di atas menunjukan perbedaan cara analisis yang mana pada cara pertama menunjukan analisis rata-rata dilakukan secara vertikal ke seluruh perusahaan sedangkan pada contoh nomor 2 menunjukan analsisi dilakukan secara horisontal dimana hanya membahas satu perusahaan saja.
 
Mencari nilai terbesar dan nilai terkecil untuk mengetahui apakah terdapat data yang bersifat ekstrim.
Nilai yang bersifat ekstrim selalu menjadi pusat perhatian pembaca karya ilmiah. Dalam hal ini nilai-nilai ekstrim menjadi acuan dasar untuk memberikan informasi kewaspadaan ataupun nilai prestasi rekor suatu data. Untuk mengetahui data ekstrim tersebut maka data yang dimiliki di urutkan dari nilai terkecil hingga terbesar. Tidak perlu melakukan pembahasan ke seluruh data namun cukup membahas pada data yang bernilai paling kecil dan nilai paling besar saja. Baiklah, kita akan membuat salah satu contoh pembahasan nilai-nilai ekstrim tersebut.

Contoh 1 : “Perusahaan Tri Banyan Tirta merupakan perusahaan dengan rasio PBV paling kecil pada periode tahun 2016, hal ini menunjukan bahwa perusahaan pada tahun tersebut banyak mengambil kebijakan yang menurukan asetnya”.

Contoh 2 : “Tahun 2014 menjadi periode paling sulit bagi perusahaan Mayora Indah Tbk. Dimana nilai perusahaan yang digambarkan melalui rasio PBV  memecahkan rekor paling rendah sebesar 4,74.”

Berdasar kan kedua contoh di atas kita mengetahui dengan spesifik bagaimana fenomena yang terjadi. Pada contoh 1 kita akhirnya mengetahui perusahaan mana yang memiliki nilai paling rendah, dalam contoh kasus ini kita menggunakan data nilai perusahaan. Sedangkan pada contoh nomor 2 kita mengetahui bagaimana sebuah perusahaan mengalami titik paling rendah pada kurun waktu tertentu.
 
Melakukan analisis deskripsi dan membandingkannya dengan studi yang relevan.
Dalam melakukan analisis deskripsi kita bisa melakukan perbandingan dengan data-data atau hasil penelitian lain yang relevan. Walaupun demikian apabila kita tidak menemukan relevansi tersebut maka penulis karya ilmiah dapat memberikan sedikit opini yang logis dari gambaran data tersebut.
Demikian informasi singkat bagaimana cara melakukan analisis tendensi dengan cara yang sederhana sehingga isi karya ilmiah dapat menjadi lebih bermakna dari biasanya.
 
Sumber rujukan:
  1. Barnawi dan M Arifin, 2015. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  2. Dr. Sudaryono. 2017. Metode Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan kirim komentar